Wednesday, March 20, 2013

Manajemen Komunikasi




KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha pengasih tak pilih kasih,maha penyayang tak pandang sayang karena atas berkat izinnya sehingga proses penyusunan makalah ini bisa selesai. makalah yang berjudul “Manajmen Komunikasi” ini kami harapkan bisa berguna bagi semua manusia utamanya orang-orang yang berkecimpung didunia bisnis.
Adapun yang mendorong dalam penyusunan dan pembuatan laporan analisisi ini karena dilatarbelakangi oleh Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Manajemen Komunikasi yang di harapkan tercapainya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, walaupun penulis telah mengupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki.
Lebih jauh dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik ataupun saran-saran dari bapak/ibu dosen maupun rekan-rekan guna kesempurnaan makalah ini. Sehingga pada masa yang akan datang menjadi petunjuk serta penuntun bagi penulis bila dihadapkan pada tugas-tugas lain yang akan datang.
Demikian kata pengantar dari kami, semoga bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan terlebih-lebih bagi penulis sendiri di masa yang akan datang.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... .i
DAFTAR ISI.................................................................................................. .ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. .1
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................... .1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... .2
A.    Pengertian Manajemen.......................................................................... 2
B.     Pengertian Komunikasi..........................................................................4
1.      Prinsip-Prinsip Komunikasi............................................................4
2.      Proses Komunikasi..........................................................................5
3.      Model-Model Komunikasi...............................................................5
4.      Jenis Komunikasi............................................................................9
C.     Pengertian Manajemen Komunikasi....................................................10
1.      Unsur Terjadinya Manajemen Komunikasi...................................11
2.      Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi....................................17

BAB III KESIMPULAN............................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... iii


 

 
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002
Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi, Bandung : ARMICO, 1984
Mulyana, Deddy, Komunikasi Efektif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004
Susanto, Azhar, Sistem Informasi Manajemen, Bandung : Lingga Jaya, 2009
S.P Hasibuan, H Melayu, Manjemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006
Pahlawan, Khatib, Manajemen Dakwah, Jakarta : AMZAH, 2007
Devis, Gordon, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta : PT Pustaka Binaman Persindo, 1993.


 


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Kaye kelahiran subdisiplin manajemen komunikasi tidak terlepas dari adanya tuntutan untuk lebih membumikan ilmu komunikasi di tataran dunia nyata. Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani antara teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi menghadapai keterbatasan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara para praktisi komunikasi mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis atau ilmu komunikasi
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik.
Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya terjadinya proses komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang menjadi topik atau pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian informasi itu akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana penyaluran informasi atau berita.
Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu tidak selama lancar , hal terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada dalam proses komunikasi.
Dari uraian tersebut, bahwa dalam komunikasi itu perlu diperhatikan mengenai unsure-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi, baik itu oleh komunikator maupun oleh komunikan, dan juga bahwa komunikator harus memahami dari tujuan komunikasi.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajmen itu. Berikut definisi manajemen menurut para ahli :
Drs. H. Malayu S.P. Haibuan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan.
Andrew F. Sikula manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktifitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkordinasiberbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efesien.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian[1].
Prof. Oey Liang Lee manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,  dan pengontrolan dari human and natural resaurces.
Dr. Buchari Zainun manajemen adalah penggunaan efektif dari sumber-sumber tenaga manusia serta bahan-bahan material lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tentukan itu[2].
Banyak pakar yang menyatakan bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui keahlian orang lain, sebagain menyatakan bahwa manajemen sebagai seni bagaimana mencapai tujuan dengan menggunakan keahlian orang lain. Konsep manajemen sebgai suatu proses menunjukan bahwa aktivitas harus dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Sedangkan pemahaman manajemen sebagai seni menunjukan bahwa aktivitas manajemen tidak bisa terstrukturasi dengan pasti karena berbagai macam keadaan yang tidak pasti dan secara terus menerus mempengaruhi jalannya suatu organisai perusahaan.
Berdasarkan kepada konsep manajemen, manajemen memiliki fungsi untuk merencanakan, manyusun (mengorganisir), menempatkan, mengarahkan dan mengendalikan apakah rencana yang dibuat telah terealisasi dengan baik. Untuk menjalankan fungsi tersebut manajemen tidak mungkin dapat melakukan tanpa memiliki informasi berkualitas yang diperlukan.

Fungsi-fungsi Manajemen
Menurut
NO
G.R. TERRY
JOHN F. MEE
LOUIS A. ALLEN
MC NAMARA
1
Planning
Planning
Leading
Planning
2
Organizing
Organizing
Planning
Progrsmming
3
Actuating
Motivating
Organizing
Budgeting
4
Controlling
Controlling
Controlling
System
No
HENRY FAYOL
HAROLD KOONTZ & CYRIL O’DONNEL
DR. S.P. SIAGIAN
PROF. DRS OEY LIANG LEE
1
Planning
Planning
Planning
Perencanaan
2
Organizing
Organizing
Organizing
Pengorganisasian
3
Commanding
Staffing
Motivating
Pengarahan
4
Coordinating
Directing
Controlling
Pengkoordinasian
5
Controlling
Controlling
Evaluating
Pengontrolan
No
W.H. NEWMAN
LUTHER GULLICK
LYNDALL F.  URWICK
JOHN D MILLET
1
Planning
Planning
Forecasting
Directing
2
Organizing
Organizing
Planning

3
Assembling Resources
Staffing
Organizing
facilitating
4
Directing
Directing
Commanding

5
Controlling
Coordinating
Coordinating

6

Reporting
Controlling

7

Budgeting







B.     Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi diambil dari perkataan inggris “communication”. Istilah ini bersumber dari bahasa latin communication yang artinya pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), pertukaran dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan-pertimbanagn atau jawaban dari pendengarnya, ikut mengambil bagian. Kata sifatnya communis artinya bersifat umum dan terbuka. Bersama-sama (inggerisnya common, commonness). Kata kerjanya “communicare” artinya bermusyawarah, berunding atau berdialog.
Jadi komunikasi atau berkomunikasi berarti suatu upaya bersama-sama orang lain, atau membangun kebersamaan dengan orang lain dengan membentuk perhubungan.
D, Lawrence Kincaid dan Wilbur Schramm menyebut komunikasi sebagai proses saling membagi atau menggunakan informasi secara bersama dan pertalian antara para peserta dalam proses informasi.
Carld I Hoveland komunikasi adalah proses dengan mana seorang individu (komunikator) mengoperkan stimuli (biasanya menggunakan lambang-lamabang bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu (komunikan) yang lain. Dalam definisi hovelan ini, komunikasi bukan hnya  sekedar penyampaian pesan, melainkan juga dengan tujuan mengubah tingkah laku orang lain. Di sini jelas bahwa masalahpengaruh pesan itu merupakan juga bagian yang penting dalam komunikasi[3].

1.      Prinsip-prinsip Komunikasi
·         Komunikasi adalah suatu proses simbolik
·         Setiap prilaku mempunyai potensi komunikasi
·         Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
·         Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesenjangan
·         Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
·         Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
·         Komunikasi itu bersifat sistemik
·         Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
·         Komunikasi bersifat nonsekuensi
·         Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
·         Komunikasi bersifat irreversible
·         Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

2.      Proses Komunikasi
Pengkodean (Encoding) pengiriman mengkodean informasi yang akan disampaikan diterjemahkan ke dalam simbol atau isyarat yang biasanya dalam bentuk kata-kata agar orang lain mengerti tentang informasi yang disampaikannya.
Pesan (Message) pesan dapat dalam segala bentuk yang biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima, misalnya pidato dapat di dengar dan jika tertulis dapat di baca, isyarat dapat dilihat atau dirasakan.
Saluran (Channel) adalah cara mentrasmisikan (menyampaikan) pesan, misalnya kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan. Agar komunikasi dapat efektif dan efisien. Saluran ( media ) harus sesuai untuk pesan.
Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan dari penerima, jika pesan tidak sampai kepada penerima. Komunikasi tidak terjadi.
Penafsiran Kode (Decoding) adalah proses dimana penerima mentafsirkan pesan dan menterjemahkannya menjadi informasi yang berarti baginya. Semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, makin efektif komunikasi yang terjadi.
Umpan Balik (Feedback) adalah pembalik dari proses komunikasi dimana reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan. Karena penerima menjadi pengirim, umpan balik mengalir lewat langkah yang sama seperti semula. Semakin cepat umpat balik semakin efektif dalam komunikasi.

3.      Model-model Komunikasi

Model S-R
Stimulus                           Respons

Model stimulus –respon (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik.
Model ini menunjukan komunikasi sebagai suatu  proses “aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Bila seorang laki-laki berkedip kepada seorang wanita, dan wanita itu kemudian tersipu malu, atau bila saya tersenyum kemudian anda membalas tersenyum, itulah pola S-R. Jadi model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Oleh karena itu anda dapat menganggap proses ini sebagai pertukaran atau pemindahaninformasi atau gagasan. Proses ini dapat bersifat tinmbal-balik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat merubah tindakan komunikasi (communication act) berikutnya[4].

Model Aristoteles
                                                                                    Setting
Pembicara
Pesan
Pendengar
                                                                                                          
                                                                                      
                                                                                     Setting             

Model aristoteles adalah model komunikasi yang paling klasik, yang juga sering disebut model retoris (rhetorical model). Filosofis yunani aristoteles adalh tokoh paling dini yang mengkaji komunikasi, yang intinya adalh persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan model komunikasi verbal pertama. Komunikasi terjadi ketika seseorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan (massage), dan pendengar (listener). Fokus komunikasi yang ditelaah aristoteles adalah komunikasi retoris, yang kini lebih dikenal dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato.

Model Shannon dan weaver

Information
Sources    Transmitter                                   Massage         Destination
 

              Masage        Signal          Received  Signal        Masage
                                                     
                                           Noise Source
Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian berdasarkan tingkat kecermatan. Model ini melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikan melalui suatu saluran kepada seorang penerima yang menyandi balik atau menciptakan ulang pesan tersebut.dengan kata lain, model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan yang dimungkinkan. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinya (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver).
Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.

Model Schramm
Source                       Ecorder                   Signal                Decorder          Destination
Massage
Massage
Ecorder
Interpreter
Decorder
Decorde
Interpreter
Ecorder
                                                                                                                         

                                


Menurut Wilbur Schramm komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur : sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination).


Model Gerbner

Encode
Noise
Decode
     Source           Transmitter                                               Receiver                         Destination

             
                 Message           Signal            Sig, rec’d               Message rec’d

Model ini menunjukan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian dan mengirimkan suatu pesan kepada suatu transmitter yang pada gilirannya mengirimkan sinyal kepada penerima (receiver) dalam transmisi itu sinyal menghadapi gangguan dan sebagai SSSE bagi sasaran (destination)

DESTINATION
TRANSMITTER
CHANNEL
CHANNEL
CHANNEL
SOURCE
FEEDBACK
DEVICE

TRANSMITTER
RECEIVER
SOURCE
DESTINATION
RECEIVER
MASS MADIUM
DEVICE
Model DeFleur


Menurut DeFleur komunikasi bukanlah pemindaham makna. Alih-alih, komunikasi terjadi lewat suatu operasi seperangkat komponen dalam sistem teoritis, yang konsekuensinya adalah insomorfisme di antara respons internal (makna) terdapat perangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima. Isomorfisme makna merujuk pada upaya membuat makna terkoordinasi antara pengirim dan khalyak.

4.   Jenis  Komunikasi
Komunuikasi dibagi dalam beberapa jenis. Dari segi media dan peserta (komunikator dan komunikan), komunikasi dibagi atas
·                     Komunikasi personal
·                     Komunikasi kelompok
·                     Komunikasi massa
Komunikasi personal disebut juga komunikasi antar individu, taitu komunikasi yang berlangsungan antara dua orang individu atau lebih. Komunikasi ini dapat berlangsung secara tatap muka, tetapi juga bisa berlangsung dengan menggunakan alat bantu (medium) seperti telepon, surat dan lain-lain. Edwad sapir menyebut hal ini sebagai komunikasi antar individu beralat, sedangkan komunikasi tatap muka disebut komunikasi individu sederhana.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil”seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya. Sedangkan komunikasi yang berlangsung antara individu atau kelompok (organisasi) dengan masa, dinamakan Komunikasi Massa.
Komunikasi masa dapat berlangsung secara tatap muka antara individu dengan massa, seperti dalam retorika (pidato), tetapi lebih umum dikenal, adalah yang berlangsung dengan menggunakan media massa.
 
3. Pengertian Manajemen Komunikasi
Menurut Kaye kelahiran subdisiplin manajemen komunikasi tidak terlepas dari adanya tuntutan untuk lebih membumikan ilmu komunikasi di tataran dunia nyata. Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani antara teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi menghadapai keterbatasan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara para praktisi komunikasi mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis atau ilmu komunikasi.
Michael kaye Communication management is how people manage their communication processes through construing meanings about their relationships with others in various setting. They are managing their communication and actions in a large of relationship – some personal some professional.
Bagaimana orang-orang mengelola proses komunikasi dalam hubungannya dengan orang lain dalam setting atau konteks komunikasi.
Menurut Parag Diwan Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan berbagai sumber daya komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Antar Venus Manajemen komunikasi adalah proses pengelolaan sumber daya komunikasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pertukaran pesan yang terjadi dalam berbagai konteks komunikasi. Konteks komunikasi yang dimaksud disini berarti tataran komunikasi individual, interpersonal, organisasional, governmental, sosial, atau bahkan internasional.


a. Unsur Terjadinya Manajemen Komunikasi
1. Pengirim Pesan (Komunikator/sender)
    Pengirim pesan adalah tokoh utama yang memiliki peran terpenting dalam proses komunikasi. Komunikator ini dapat berupa perorangan, kelompok, ataupun massa. Seorang komunikator haruslah memiliki sikap percaya diri dan mempunyai attitude yang baik agar informasi yang dihantarkan dapat disampaikan sesuai dengan yang di inginkan. Seorang komunikator juga harus bersikap reseptif yang bersedia menerima gagasan terhadap pesan yang disampaikannya.
 2. Penerima Pesan (Komunikan/receiver)
    Penerima pesan adalah seseorang yang mendapatkan suatu pesan. Komunikan juga dapat berupa perorangan, kelompok, ataupun massa. Seorang komunikan dapat menjadi seorang komunikator, begitu pula sebaliknya.
 3. Pesan
    Pesan adalah suatu informasi yang di sampaikan oleh komunikator kepada komunikan bisa dapat berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan ataupun tulisan. Pesan bersifat abstrak.
Pesan bersifat verbal (verbal communication) antara lain :
1. Oral (komunikasi yang dijalin secara lisan)
2.Written (komunikasi yang dijalin secara tulisan)
Pesan bersifat nonverbal (nonverbal communication)

Pesan terdiri 3 macam bentuk yaitu :
- Informatif
Pesan seperti ini bersifat informasi, fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil keputusan. Biasanya pesan seperti ini lebih bisa diterima oleh para komunikan.
- Persuatif
Pesan ini berisi bujukan. Misalnya iklan shampo agar para pemirsa memakai produk tersebut.
- Koersif
Pesan ini bersifat memaksa dan mendapatkan sanksi bila tidak melaksanakannya. Contohnya adalah peraturan.
 4. Media (Saluran atau Channel)
 Media adalah suatu alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan baik secara langsung ataupun tidak langsung.

5. Efek Komunikasi
Efek adalah hasil akhir suatu komunikasi yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. Terdapat tiga tataran pengaruh dari komunikan :
1.      Kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu)
2.      Afektif (sikap seseorang terbentuk)
3.       Konatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu)
6. Umpan Balik
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus menerus saling bertukar peran.
 7. Hambatan Komunikasi
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu :
a.       Status Effect
Adanya perbedaan status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
b.      Semantic Problems
 Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan semantik ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada selanjutnya dapat menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan  pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai, dan lain-lain.
c.          Perceptual Distortion
Perceptual Distortion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit diri sendiri dan perbedaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terdapat perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
d.         Cultural Differences
 Hambatan yang terjadi karena disebabkan oleh adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti yang berbeda di tiap suku. Contohnya : kata "jangan" dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut sebagai suatu jenis makanan berupa sup.
e.          Physical Distraction
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi.
Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
f.          Poor choice of communication channels
      Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan misalnya sambungan telepon yang tak terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
g.       No Feed Back
    Hambatan tersebut adalah seorang sender yang mengirimkan pesan kepada receiver namun tidak ada respon dan tanggapan dari receiver, maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Contohnya : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang di tunjukkan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Adapun hambatan terhadap komunikasi yang efektif yaitu :
1.      Mendengar
2.      Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3.      Menilai sumber
4.       Persepsi yang berbeda
5.       Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda
6.      Sinyal nonverbal yang tidak konsisten
7.      Pengaruh emosi
8.       Gangguan

Cara mengatasi hambatan komunikasi :
1. Gunakan umpan balik
  Berikan kesempatan pada orang lain untuk menyampaikan  ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi dua arah.
2. Kenali si penerima berita
    - bagaimana latar belakang pendidikannya
    - bagaimana pengetahuan tentang subjek pembicaraannya
    - sejauh mana minat dan perasaannya
3. Rencanakan secara teliti, pertimbangkan baik : apa, mengapa, siapa, kapan dan bagaimana

b. Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
1. Dari segi sifatnya :
    a. Komunikasi Lisan
      Komunikasi jenis ini tergolong komunikasi aktif, dimana komunikan dapat memberikan timbal balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.
    b. Komunikasi Tertulis
      Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana komunikan merasa kesulitan dalam memahami maksud dan tujuan dari informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai dampak yang lama. Dan apabila komunikan lupa dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya, maka ia dapat mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong komunikasi tidak langsung, artinya apabila komunikan tidak paham terhadap materi tertulis tersebut, maka komunian tidak dapat memberikan suatu umpan balik secara langsung. Namun dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun umpan balik dapat diberikan secara cepat baik melalui telepon, e-mail, dll.
c. Komunikasi Verbal, yang mencakup aspek berupa :
·      Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dmengert, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
·      Raxing (Kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat
·      Intonasi suara, akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
·      Humor, dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989) memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
·      Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
·      Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
d. Komunikasi Nonverbal mencakup aspek yaitu :
·         Ekspresi wajah
·         Kontak mata
·         Sentuhan
·         Postur tubuh dan gaya berjalan
·         Suara
·         Gerak isyarat
 c.    Menurut Keresmiannya :
    a. Komunikasi Formal
    b. Komunikasi Informal

 
BAB III
KESIMPULAN

Manajemen komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi.
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu :
1.      Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2.      Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3.      Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.      Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5.      Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi meliputi ; harus ada suatu sumber, harus ada suatu maksud atau tujuan, adanya suatu berita atau informasi, harus ada suatu saluran atau media komunikasi, dan harus ada penerima berita.  
Sesuai dengan tujuannya bahwa  terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi.
 Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan perananya, sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada  kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.



[1] Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hal 2,3
[2] Drs. RB. Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2007), hal 17
[3] Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armic, 1982) hal14
[4] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2002), hal  132