KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha pengasih tak pilih kasih,maha
penyayang tak pandang sayang karena atas berkat izinnya sehingga proses
penyusunan makalah ini bisa selesai. makalah yang berjudul “Manajmen Komunikasi” ini kami harapkan bisa berguna bagi semua
manusia utamanya orang-orang yang berkecimpung didunia bisnis.
Adapun
yang mendorong dalam penyusunan dan pembuatan laporan analisisi ini karena dilatarbelakangi oleh Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Manajemen Komunikasi yang di harapkan tercapainya Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas.
Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, walaupun
penulis telah mengupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang
penulis miliki.
Lebih
jauh dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik ataupun saran-saran dari
bapak/ibu dosen maupun rekan-rekan guna kesempurnaan makalah ini. Sehingga pada
masa yang akan datang menjadi petunjuk serta penuntun bagi penulis bila
dihadapkan pada tugas-tugas lain yang akan datang.
Demikian
kata pengantar dari kami, semoga bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan terlebih-lebih bagi penulis sendiri di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... .i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. .ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. .1
A.
Latar Belakang Masalah....................................................................... .1
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................... .2
A. Pengertian Manajemen..........................................................................
2
B. Pengertian Komunikasi..........................................................................4
1.
Prinsip-Prinsip
Komunikasi............................................................4
2.
Proses Komunikasi..........................................................................5
3.
Model-Model
Komunikasi...............................................................5
4.
Jenis Komunikasi............................................................................9
C.
Pengertian Manajemen
Komunikasi....................................................10
1.
Unsur Terjadinya
Manajemen Komunikasi...................................11
2.
Klasifikasi
Komunikasi dalam Organisasi....................................17
BAB
III KESIMPULAN............................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... iii
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana,
Deddy, Ilmu Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002
Arifin,
Anwar, Strategi Komunikasi, Bandung : ARMICO, 1984
Mulyana,
Deddy, Komunikasi Efektif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004
Susanto,
Azhar, Sistem Informasi Manajemen, Bandung : Lingga Jaya, 2009
S.P
Hasibuan, H Melayu, Manjemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta :
PT. Bumi Aksara, 2006
Pahlawan,
Khatib, Manajemen Dakwah, Jakarta : AMZAH, 2007
Devis,
Gordon, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta : PT Pustaka Binaman
Persindo, 1993.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Kaye kelahiran subdisiplin manajemen komunikasi tidak terlepas dari
adanya tuntutan untuk lebih membumikan ilmu komunikasi di tataran dunia nyata.
Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani antara
teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi menghadapai
keterbatasan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara para
praktisi komunikasi mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis atau ilmu komunikasi
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang
dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial,
karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan
yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk
balik.
Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya terjadinya proses
komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang menjadi topik atau
pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian informasi itu
akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana
penyaluran informasi atau berita.
Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu
tidak selama lancar , hal terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur
yang mestinya ada dalam proses komunikasi.
Dari uraian tersebut, bahwa dalam komunikasi itu perlu diperhatikan
mengenai unsure-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi, baik itu oleh
komunikator maupun oleh komunikan, dan juga bahwa komunikator harus memahami
dari tujuan komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang
artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan
urutan dan fungsi-fungsi manajmen itu. Berikut definisi manajemen menurut para
ahli :
Drs. H. Malayu S.P. Haibuan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif
dan efesien untuk mencapai suatu tujuan.
Andrew F. Sikula manajemen pada umumnya dikaitkan dengan
aktifitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan,
pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkordinasiberbagai sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa
secara efesien.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan
tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan
koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian[1].
Prof. Oey Liang Lee manajemen adalah suatu seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengontrolan dari human and natural
resaurces.
Dr. Buchari Zainun manajemen adalah penggunaan efektif dari
sumber-sumber tenaga manusia serta bahan-bahan material lainnya dalam rangka
mencapai tujuan yang telah di tentukan itu[2].
Banyak pakar yang menyatakan bahwa manajemen
adalah proses pencapaian tujuan melalui keahlian orang lain, sebagain
menyatakan bahwa manajemen sebagai seni bagaimana mencapai tujuan dengan
menggunakan keahlian orang lain. Konsep manajemen sebgai suatu proses
menunjukan bahwa aktivitas harus dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
Sedangkan pemahaman manajemen sebagai seni menunjukan bahwa aktivitas manajemen
tidak bisa terstrukturasi dengan pasti karena berbagai macam keadaan yang tidak
pasti dan secara terus menerus mempengaruhi jalannya suatu organisai
perusahaan.
Berdasarkan kepada konsep manajemen, manajemen
memiliki fungsi untuk merencanakan, manyusun (mengorganisir), menempatkan,
mengarahkan dan mengendalikan apakah rencana yang dibuat telah terealisasi
dengan baik. Untuk menjalankan fungsi tersebut manajemen tidak mungkin dapat
melakukan tanpa memiliki informasi berkualitas yang diperlukan.
Fungsi-fungsi Manajemen
Menurut
NO
|
G.R. TERRY
|
JOHN F. MEE
|
LOUIS A. ALLEN
|
MC NAMARA
|
1
|
Planning
|
Planning
|
Leading
|
Planning
|
2
|
Organizing
|
Organizing
|
Planning
|
Progrsmming
|
3
|
Actuating
|
Motivating
|
Organizing
|
Budgeting
|
4
|
Controlling
|
Controlling
|
Controlling
|
System
|
No
|
HENRY FAYOL
|
HAROLD KOONTZ & CYRIL O’DONNEL
|
DR. S.P. SIAGIAN
|
PROF. DRS OEY LIANG LEE
|
1
|
Planning
|
Planning
|
Planning
|
Perencanaan
|
2
|
Organizing
|
Organizing
|
Organizing
|
Pengorganisasian
|
3
|
Commanding
|
Staffing
|
Motivating
|
Pengarahan
|
4
|
Coordinating
|
Directing
|
Controlling
|
Pengkoordinasian
|
5
|
Controlling
|
Controlling
|
Evaluating
|
Pengontrolan
|
No
|
W.H. NEWMAN
|
LUTHER GULLICK
|
LYNDALL F.
URWICK
|
JOHN D MILLET
|
1
|
Planning
|
Planning
|
Forecasting
|
Directing
|
2
|
Organizing
|
Organizing
|
Planning
|
|
3
|
Assembling Resources
|
Staffing
|
Organizing
|
facilitating
|
4
|
Directing
|
Directing
|
Commanding
|
|
5
|
Controlling
|
Coordinating
|
Coordinating
|
|
6
|
|
Reporting
|
Controlling
|
|
7
|
|
Budgeting
|
|
|
B.
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi diambil
dari perkataan inggris “communication”. Istilah ini bersumber dari bahasa latin
communication yang artinya pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu),
pertukaran dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan-pertimbanagn atau
jawaban dari pendengarnya, ikut mengambil bagian. Kata sifatnya communis
artinya bersifat umum dan terbuka. Bersama-sama (inggerisnya common, commonness).
Kata kerjanya “communicare” artinya bermusyawarah, berunding atau berdialog.
Jadi komunikasi atau
berkomunikasi berarti suatu upaya bersama-sama orang lain, atau membangun
kebersamaan dengan orang lain dengan membentuk perhubungan.
D, Lawrence Kincaid dan
Wilbur Schramm menyebut komunikasi
sebagai proses saling membagi atau menggunakan informasi secara bersama dan
pertalian antara para peserta dalam proses informasi.
Carld I Hoveland komunikasi adalah proses dengan mana seorang individu (komunikator)
mengoperkan stimuli (biasanya menggunakan lambang-lamabang bahasa) untuk
mengubah tingkah laku individu (komunikan) yang lain. Dalam definisi hovelan
ini, komunikasi bukan hnya sekedar
penyampaian pesan, melainkan juga dengan tujuan mengubah tingkah laku orang
lain. Di sini jelas bahwa masalahpengaruh pesan itu merupakan juga bagian yang
penting dalam komunikasi[3].
1. Prinsip-prinsip Komunikasi
·
Komunikasi adalah suatu proses simbolik
·
Setiap prilaku mempunyai potensi komunikasi
·
Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
·
Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesenjangan
·
Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
·
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
·
Komunikasi itu bersifat sistemik
·
Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
·
Komunikasi bersifat nonsekuensi
·
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
·
Komunikasi bersifat irreversible
·
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
2. Proses
Komunikasi
Pengkodean (Encoding) pengiriman mengkodean
informasi yang akan disampaikan diterjemahkan ke dalam simbol atau isyarat yang
biasanya dalam bentuk kata-kata agar orang lain mengerti tentang informasi yang
disampaikannya.
Pesan (Message) pesan dapat dalam segala bentuk
yang biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra
penerima, misalnya pidato dapat di dengar dan jika tertulis dapat di baca,
isyarat dapat dilihat atau dirasakan.
Saluran (Channel) adalah cara mentrasmisikan
(menyampaikan) pesan, misalnya kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang
diucapkan. Agar komunikasi dapat efektif dan efisien. Saluran ( media ) harus
sesuai untuk pesan.
Penerima (Recaiver) adalah orang yang
menafsirkan pesan dari penerima, jika pesan tidak sampai kepada penerima.
Komunikasi tidak terjadi.
Penafsiran Kode (Decoding) adalah proses dimana
penerima mentafsirkan pesan dan menterjemahkannya menjadi informasi yang
berarti baginya. Semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang
dimaksudkan oleh pengirim, makin efektif komunikasi yang terjadi.
Umpan Balik (Feedback) adalah pembalik dari
proses komunikasi dimana reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan. Karena
penerima menjadi pengirim, umpan balik mengalir lewat langkah yang sama seperti
semula. Semakin cepat umpat balik semakin efektif dalam komunikasi.
3. Model-model Komunikasi
Model S-R
Stimulus Respons
Model stimulus –respon
(S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi disiplin
psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik.
Model ini menunjukan
komunikasi sebagai suatu proses
“aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Bila seorang laki-laki berkedip kepada
seorang wanita, dan wanita itu kemudian tersipu malu, atau bila saya tersenyum
kemudian anda membalas tersenyum, itulah pola S-R. Jadi model S-R mengasumsikan
bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal,
gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk
memberikan respon dengan cara tertentu. Oleh karena itu anda dapat menganggap
proses ini sebagai pertukaran atau pemindahaninformasi atau gagasan. Proses ini
dapat bersifat tinmbal-balik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat
merubah tindakan komunikasi (communication act) berikutnya[4].
Model Aristoteles
Setting
Pembicara
|
Pesan
|
Pendengar
|
Setting
Model aristoteles adalah model komunikasi yang paling klasik, yang juga
sering disebut model retoris (rhetorical model). Filosofis yunani aristoteles
adalh tokoh paling dini yang mengkaji komunikasi, yang intinya adalh persuasi.
Ia berjasa dalam merumuskan model komunikasi verbal pertama. Komunikasi terjadi
ketika seseorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam
upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya mengemukakan tiga unsur dasar proses
komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan (massage), dan pendengar
(listener). Fokus komunikasi yang ditelaah aristoteles adalah komunikasi
retoris, yang kini lebih dikenal dengan komunikasi publik (public speaking)
atau pidato.
Model Shannon dan weaver
Information
Sources Transmitter Massage Destination
Masage Signal Received
Signal Masage
Noise
Source
Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem
penyampaian berdasarkan tingkat kecermatan. Model ini melukiskan suatu sumber
yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikan melalui suatu saluran
kepada seorang penerima yang menyandi balik atau menciptakan ulang pesan
tersebut.dengan kata lain, model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber
informasi menghasilkan suatu pesan yang dimungkinkan. Pemancar (transmitter)
mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan.
Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinya (tanda) dari transmitter
ke penerima (receiver).
Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan
(noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
Model Schramm
Source Ecorder Signal Decorder Destination
Massage
|
Massage
|
Ecorder
Interpreter
Decorder
|
Decorde
Interpreter
Ecorder
|
Menurut Wilbur Schramm komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga
unsur : sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination).
Model Gerbner
Encode
|
Noise
|
Decode
|
Message Signal Sig, rec’d Message rec’d
Model ini menunjukan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian dan
mengirimkan suatu pesan kepada suatu transmitter yang pada gilirannya
mengirimkan sinyal kepada penerima (receiver) dalam transmisi itu sinyal
menghadapi gangguan dan sebagai SSSE bagi sasaran (destination)
DESTINATION
|
TRANSMITTER
|
CHANNEL
|
CHANNEL
|
CHANNEL
|
SOURCE
|
FEEDBACK
DEVICE
|
TRANSMITTER
|
RECEIVER
|
SOURCE
|
DESTINATION
|
RECEIVER
|
MASS MADIUM
DEVICE
|
Menurut DeFleur komunikasi bukanlah pemindaham makna. Alih-alih, komunikasi
terjadi lewat suatu operasi seperangkat komponen dalam sistem teoritis, yang
konsekuensinya adalah insomorfisme di antara respons internal (makna) terdapat
perangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima. Isomorfisme makna
merujuk pada upaya membuat makna terkoordinasi antara pengirim dan khalyak.
4. Jenis Komunikasi
Komunuikasi dibagi dalam beberapa jenis. Dari segi media dan peserta
(komunikator dan komunikan), komunikasi dibagi atas
·
Komunikasi personal
·
Komunikasi kelompok
·
Komunikasi massa
Komunikasi personal disebut juga komunikasi antar individu, taitu
komunikasi yang berlangsungan antara dua orang individu atau lebih. Komunikasi
ini dapat berlangsung secara tatap muka, tetapi juga bisa berlangsung dengan
menggunakan alat bantu (medium) seperti telepon, surat dan lain-lain. Edwad
sapir menyebut hal ini sebagai komunikasi antar individu beralat, sedangkan
komunikasi tatap muka disebut komunikasi individu sederhana.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil”seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi
dan sebagainya. Sedangkan komunikasi yang berlangsung antara individu atau
kelompok (organisasi) dengan masa, dinamakan Komunikasi Massa.
Komunikasi masa dapat berlangsung secara tatap muka antara individu dengan
massa, seperti dalam retorika (pidato), tetapi lebih umum dikenal, adalah yang
berlangsung dengan menggunakan media massa.
3. Pengertian Manajemen Komunikasi
Menurut Kaye kelahiran
subdisiplin manajemen komunikasi tidak terlepas dari adanya tuntutan untuk
lebih membumikan ilmu komunikasi di tataran dunia nyata. Manajemen komunikasi
lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani antara teoritisi komunikasi
dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi menghadapai keterbatasan dalam
mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara para praktisi komunikasi
mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis atau ilmu komunikasi.
Michael
kaye Communication
management is how people manage their communication processes through
construing meanings about their relationships with others in various setting.
They are managing their communication and actions in a large of relationship –
some personal some professional.
Bagaimana
orang-orang mengelola proses komunikasi dalam hubungannya dengan orang lain
dalam setting atau konteks komunikasi.
Menurut
Parag Diwan Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan
berbagai sumber daya komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut
Antar Venus Manajemen
komunikasi adalah proses pengelolaan sumber daya komunikasi yang ditujukan
untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pertukaran pesan yang terjadi dalam
berbagai konteks komunikasi. Konteks komunikasi yang dimaksud disini berarti
tataran komunikasi individual, interpersonal, organisasional, governmental,
sosial, atau bahkan internasional.
a. Unsur
Terjadinya Manajemen Komunikasi
1. Pengirim Pesan (Komunikator/sender)
Pengirim pesan adalah tokoh utama yang memiliki peran terpenting dalam proses
komunikasi. Komunikator ini dapat berupa perorangan, kelompok, ataupun
massa. Seorang komunikator haruslah memiliki sikap percaya diri dan mempunyai
attitude yang baik agar informasi yang dihantarkan dapat disampaikan sesuai
dengan yang di inginkan. Seorang komunikator juga harus bersikap reseptif yang
bersedia menerima gagasan terhadap pesan yang disampaikannya.
2. Penerima Pesan (Komunikan/receiver)
Penerima pesan adalah seseorang yang mendapatkan suatu pesan. Komunikan juga
dapat berupa perorangan, kelompok, ataupun massa. Seorang komunikan dapat
menjadi seorang komunikator, begitu pula sebaliknya.
3. Pesan
Pesan adalah suatu informasi yang di sampaikan oleh komunikator kepada
komunikan bisa dapat berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan ataupun
tulisan. Pesan bersifat abstrak.
Pesan bersifat verbal (verbal communication) antara lain :
Pesan bersifat verbal (verbal communication) antara lain :
1. Oral
(komunikasi yang dijalin secara lisan)
2.Written
(komunikasi yang dijalin secara tulisan)
Pesan bersifat
nonverbal (nonverbal communication)
Pesan terdiri 3 macam bentuk yaitu :
- Informatif
Pesan seperti ini bersifat informasi,
fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil keputusan. Biasanya pesan seperti ini
lebih bisa diterima oleh para komunikan.
- Persuatif
Pesan ini berisi bujukan. Misalnya iklan shampo
agar para pemirsa memakai produk tersebut.
- Koersif
Pesan ini
bersifat memaksa dan mendapatkan sanksi bila tidak melaksanakannya. Contohnya
adalah peraturan.
4. Media
(Saluran atau Channel)
Media adalah suatu alat untuk menyampaikan
pesan dari komunikator ke komunikan baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
5. Efek Komunikasi
Efek adalah hasil akhir
suatu komunikasi yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan
yang kita inginkan. Terdapat tiga tataran pengaruh dari komunikan :
1. Kognitif
(seseorang menjadi tahu sesuatu)
2.
Afektif (sikap seseorang terbentuk)
3.
Konatif
(tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu)
6. Umpan Balik
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban
komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi
yang dinamis, komunikator dan komunikan terus menerus saling bertukar peran.
7. Hambatan
Komunikasi
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang
dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Menurut Ron Ludlow dan
Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif
yaitu :
a. Status Effect
Adanya
perbedaan status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan
status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang
diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan
aspirasinya atau pendapatnya.
b. Semantic
Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan
komikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada
komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar
memperhatikan gangguan semantik ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan
dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau
penafsiran (misinterpretation) yang pada selanjutnya dapat menimbulkan salah
komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan
salah penafsiran seperti contoh pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi,
kedelai menjadi keledai, dan lain-lain.
c.
Perceptual Distortion
Perceptual
Distortion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit diri
sendiri dan perbedaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap
orang lain. Sehingga dalam komunikasi terdapat perbedaan persepsi dan wawasan
atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
d.
Cultural Differences
Hambatan
yang terjadi karena disebabkan oleh adanya perbedaan kebudayaan, agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras dan
bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti yang
berbeda di tiap suku. Contohnya : kata "jangan" dalam bahasa
Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut
sebagai suatu jenis makanan berupa sup.
e.
Physical Distraction
Hambatan ini
disebabkan oleh gangguan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi.
Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
f.
Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang
disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh
dalam kehidupan misalnya sambungan telepon yang tak terputus-putus, suara radio
yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan
yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti
dengan jelas.
g. No Feed Back
Hambatan tersebut adalah seorang
sender yang mengirimkan pesan kepada receiver namun tidak ada respon dan
tanggapan dari receiver, maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang
sia-sia. Contohnya : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang di
tunjukkan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan
tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan
gagasan seorang manajer.
Adapun hambatan terhadap komunikasi yang
efektif yaitu :
1. Mendengar
2. Mengabaikan
informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber
4. Persepsi yang berbeda
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda
6. Sinyal
nonverbal yang tidak konsisten
7. Pengaruh emosi
8. Gangguan
Cara mengatasi hambatan komunikasi :
1. Gunakan umpan balik
Berikan kesempatan pada orang lain untuk
menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi
dua arah.
2. Kenali si penerima berita
- bagaimana latar belakang
pendidikannya
- bagaimana pengetahuan tentang
subjek pembicaraannya
- sejauh mana minat dan
perasaannya
3. Rencanakan secara teliti, pertimbangkan baik
: apa, mengapa, siapa, kapan dan bagaimana
b. Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
b. Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
1. Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
Komunikasi jenis ini
tergolong komunikasi aktif, dimana komunikan dapat memberikan timbal balik secara
langsung apabila terjadi ketidakpahaman.
b. Komunikasi Tertulis
Komunikasi secara tertulis
memang memberikan suatu dampak dimana komunikan merasa kesulitan dalam memahami
maksud dan tujuan dari informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai dampak
yang lama. Dan
apabila komunikan lupa dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya, maka ia
dapat mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong
komunikasi tidak langsung, artinya apabila komunikan tidak paham terhadap
materi tertulis tersebut, maka komunian tidak dapat memberikan suatu umpan
balik secara langsung. Namun dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka
meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun umpan balik dapat
diberikan secara cepat baik melalui telepon, e-mail, dll.
c. Komunikasi Verbal, yang mencakup aspek
berupa :
·
Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila
pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dmengert, karena itu olah kata
menjadi penting dalam berkomunikasi.
· Raxing
(Kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara
dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat
· Intonasi suara,
akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain
artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang
tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
· Humor, dapat
meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989) memberikan catatan bahwa
dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai
hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah satu-satunya
selingan dalam berkomunikasi.
· Singkat dan
jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,
langsung pada permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
· Timing (waktu
yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan
berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan
waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
d. Komunikasi
Nonverbal mencakup aspek yaitu :
·
Ekspresi wajah
·
Kontak mata
·
Sentuhan
·
Postur tubuh dan gaya berjalan
·
Suara
·
Gerak isyarat
c. Menurut
Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
b. Komunikasi Informal
BAB III
KESIMPULAN
Manajemen komunikasi ialah proses menyalurkan informasi,
ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari
kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau
kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku
orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi.
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok
yang dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu :
1.
Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada
suatu usaha.
2.
Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai
tujuan.
3.
Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.
Memilih, mengembangkan, menilai anggota
organisasi.
5.
Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan
menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur
komunikasi meliputi ; harus ada suatu sumber, harus ada suatu maksud atau
tujuan, adanya suatu berita atau informasi, harus ada suatu saluran atau media
komunikasi, dan harus ada penerima berita.
Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya
komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi
komando akan perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi
integrasi.
Proses komunikasi dalam organisasi atau
lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal. Satu saluran
komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota
adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.
Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin.
Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi
maupun sebagai penerima.
Sistem komunikasi informal menyalurkan
informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk
disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi
hubungan-hubungan insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif apabila
komunikator melakukan perananya, sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang
baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam
suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman
tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk
mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa
dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang meliputi komunikasi
aktif dan komunikasi pasif.
[1] Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hal 2,3
[2] Drs. RB. Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen
Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2007), hal 17
[3] Anwar Arifin, Strategi Komunikasi,
(Bandung: Armic, 1982) hal14
[4] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung:
Rosdakarya, 2002), hal 132