PROSEDUR EVALUASI KEGIATAN DAKWAH
1. Pengertian Evaluasi Dakwah
Evaluasi adalah sesuatu usaha untuk
mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah di
rencanakan sebelumnya. Dan word health organization merumuskan evaluasi sebagai
suatau proses dari pengumpulan dan analisis informasi mengenai efektifitas dan
dampak suatu program dalam tahap tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan
juga mengkaji pencapaian program.
Sedangkan evaluasi dakwah adalah suatu
proses pengumpulan data menganalisis informasi tentang efektifitas dan dampak
dari suatu tahap atau keseluruhan program. Ada juga yang mengemukakan bahwa
evaluasi dakwah adalah meningkatkan pengertian manajerial dakwah dalan sebuah
program formal yang medorong para menejer atau pemimpin dakwah untuk mengamati
perilaku anggotanya, lewat pengamatan yang lebih mendalam yang tidak dapat
dihasilkan melalui saling pengertian diantara kedua belah pihak.
2. Prosedur Evaluasi Kegiatan Dakwah
1. Menetapkan standar atau tolak ukur
langkah pertama dalam proses evaluasi
dakwah adalah menetapkan standar atau alat pengukur, dengan alat pengukur itu
barulah dapat dikatakan apakah tugas dakwah yang telah ditentukan dapat
berjalan dengan baik, atau dapat berjalan tetapi kurang berhasil,atau sama
sekali mengalami kegagalan total, dan sebagainya.
2. Rencana evaluasi
setalah menentukan standar atau alat
ukur langkah selanjutnya yang harus diambil dalam proses evaluasi adalah
menentukan rencana evaluasi yang akan dijal;ankan tersebut. Dalam melakukan
evaluasi biasanya dikaitkan dengan model-model evaluasi yang akan di gunakan.
Dan didalam makalah ini kami mengambil tiga model evaluasi menurut arikunto
yang meliputi :
a. Evaluasi input
Evaluasi ini dilakukan pada berbagai
unsure yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Setidaknya ada tiga variabel
utama yang terkait dengan evaluasi input ini yaitu :
·
Peserta program meliputi mad’u
·
Tim or staff, meliputi da’I dan amanjerial
·
Program, meliputi : lama(waktu) pelaksanaan program dan
sumber-sunber rujukan yang tersedia.
Terkait dengan input ini ada 4 kriteria
yang dapat dikaji :
Tujuan program/ tujuan dakwah
Penilaian terhadap kebutuhan komunitas
Standar dari suatu praktek yang terbaik
Biaya untuk pelaksanaan program
b. Evaluasi proses
evaluasi ini dilakukan untuk menilai
bagaimana proses kegiatan yang telah dilakukan telah sesuai dengan rencana yang
telah dirumuskan, evaluasi ini memfokuskan pada aktifitas program yang
melibatkan interaksi langsung antara mad’u dengan da’i. tipe ini diawali dengan
analisis terhadap system pemberian bantuan atau kegiatan program. Yang menjad
kata kunci dalam evaluasi proses ini adalah apa yang dilakukan dan seberapa
baik itu dilakukan ?
c. Evaluasi Akhir
Evaluasi ini dilakukan untuk menilai
seberapa jauh tujun tujuan yang sudah direncanakan telah tercapai. Dengan
demikian evaluasi ini diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program
terhadap penerimaan ( masyarakat peserta program/ mad’u).
1. Mengumpulkan Data
Dan setelah menentukan evaluasi apa
yang akan kita gunakan, tahapan selanjutnya ialah mengumpulkan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
wawancara
angket
studi dokumentasi
pengamatan
2.
Menganalisis Data
Tahapan selanjutnya adalah menganalisis
data yang dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu :
a. Pendekatan
Kualitatif
Kualitas
: dijelaskan dengan kata-kata atau angka
Metode
: observasi
Instrumen
: manusia atau peneliti
Subyek
: kelompok
Obyek
: ruang lingkup dimensi
b. Pendekatan
Kuantitatif
Kualitas
: banyak atau jumlah dijelaskan dengan angka
Metode
: survey
Instrumen
: questioner,angket
Subyek
: kelompok
Obyek
: ruang lingkup dimensi
3. Menyajikan hasil analisis
Setelah semua ini rapi barulah kita
menyajikan hasil analisis, cara menyajikan analisis ada dua melalui laporan,
yaitu :
1. laporan secara lisan
2. laporan secara tertulis
3. Pengertian Manajemen Waktu
Mengatur waktu dengan baik berarti
mengatur hidup dengan baik. Orang-orang yang mengatur waktunya dengan baik akan
melakukannya dengan kreatif. Mereka memiliki cirri-ciri khas yang membedakan
mereka dari orang-orang yang selalu dalam keadaan penuh kekalutan. Mereka
membuat rencana-rencana jangka pendek dan jangka panjang, menetapkan dan
mengikuti jadwal yang realistis, mengambil waktu istirahat yang efisien dan
tepat waktu, dan memandang tugas-tugas yang harus dilaksanakan sebagai
kesempatan-kesempatan, daripada sebagai kewajiban yang ditakuti. Mereka mempraktikkan
manajemen waktu yang kreatif dengan mengendalikan waktu mereka, dan sekaligus
mengendalikan hidup mereka.
Tidak semua orang dianugerahi dengan
kecemerlangan, penampilan yang baik, atau banyak materi, tetapi semua orang
masing-masing memiliki jumlah waktu yang sama dalam sehari. Banyak yang dapat
dicapai dalam dua puluh empat jam tersebut, atau tidak sedikit pun yang
dicapai. Tergantung kepada orang tersebut untuk mengoptimalkan waktu tersebut.
4. Prinsip Manajemen Waktu
Berikut adalah prinsip-prinsip dasar
manajemen waktu yang kreatif:
1. Selalu aktif, bukan reaktif
Buatlah keputusan-keputusan aktif
tentang bagaimana Anda menghabiskan waktu Anda daripada reaktif terhadap setiap
tuntutan yang Anda temui, seperti pada saat seorang menelepon Anda atau pada
saat Anda diminta menjadi ketua perkumpulan asosiasi professional.
2. Tentukan sasaran
Dengan menentukan sasaran, Anda tahu
tujuan Anda. Sasaran itu penting, di dalam pekerjaan, sekolah, atau permainan.
Tanpa sasaran, Anda akan kehilangan arah dan bereaksi terhadap
kesempatan-kesempatan dan persoalan-persoalan yang tidak pasti, dengan
pandangan sempit atas akibat yang mungkin timbul dalam kehidupan pribadi dan
professional Anda.
3. Tentukan prioritas dalam tindakan
Begitu Anda telah menemukan sasaran,
Anda perlu menentukan prioritas tindakan guna mencapai sasaran-sasaran itu.
Menentukan prioritas berarti menciptakan sebuah rencana pelaksanaan.
4. Pertahankan fokus aktivitas
Maksimalkan produktivitas Anda dengan
berkonsentrasi pada satu aktivitas yang utama satu per satu. Setelah menentukan
sasaran dan prioritas tindakan Anda, pantaulah perkembangannya sehingga
aktivitas itu selesai. Apa pun yang Anda lakukan, lakukanlah dengan seluruh
kemampuan Anda.
5. Ciptakan tenggat waktu yang realistis
Tenggat waktu, terutama bila realistis,
membantu Anda tetap focus pada sasaran jangka panjang dan terutama pada
prioritas jangka pendek. Seharusnya Anda tidak takut terhadap tenggat waktu
tetapi justru menyambutnya. Jika tidak ada yang menentukan tenggat waktu untuk
Anda dan pekerjaan Anda, ciptakan tenggat waktu untuk diri Anda sendiri.
6. Lakukan sekarang (DO IT NOW)
Setelah Anda mengambil keputusan dan
fokus, lakukan sekarang. Prinsip yang inilah yang kebanyakan orang
mengabaikannya. Mengapa demikian, karena kebanyakan orang selalu menunda-nunda
pekerjaan yang seharusnya dilakukan segera. Hal yang demikian akan menghambat
kita dalam mencapai target atau tujuan.
7. Seimbangkan hidup Anda
Prinsip ketujuh berarti menciptakan
waktu bagi diri sendiri, demikian juga bagi orang-orang yang Anda kasihi:
kekasih, anak-anak, orangtua, saudara, kerabat, sahabat, tetangga, kelompok
relawan, rekan sekerja, bahkan binatang peliharaan.
Untuk lebih produktif dalam pekerjaan,
pastilah merupakan sebuah sasaran yang bermanfaat, bahkan akan lebih baik bila
memiliki hidup yang lebih berisi, lebih produktif dan seimbang. Maka, hendaknya
diingat untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen waktu yang kreatif ini tidak
hanya dalam pekerjaan, tetapi juga dalam bergaul dan beraktifitas mengisi waktu
luang.
5.
Bagaimana
Mengelola Waktu
Mengelola waktu adalah masalah klasik
yang selalu dihadapi oleh siapapun yang ingin selalu lebih produktif, efektif,
sekaligus lebih efisien. Sayangnya kita sering membuang waktu ketika
membicarakan waktu. Waktu adalah komoditas yang abstrak. Ia akan terus berlalu
dan tidak akan pernah kembali. Komitmen atas paradigma ini menunjukkan kualitas
seseorang dalam menjalani kehidupannya. Kesuksesan tidak pernah mengabaikan
dimensi waktu. Dengan kata lain waktu menjadi salah satu parameter kesuksesan
atau nilai dari sesuatu.
Orang yang cerdas adalah orang yang
mampu mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian
(Al-Hadits).
Pernahkah Anda merasa sibuk sepanjang
hari tetapi kemudian pulang dengan perasaan tidak mengerjakan apa-apa? Itulah
sesungguhnya yang dimaksud membuang waktu di mana Anda melakukan sesuatu yang
justru tidak ada atau sedikit maknanya dibanding waktu yang terpakai.
Idaratul waqt dikenal sebagai upaya
pengelolaan waktu sedemikian rupa sehingga apa yang kita lakukan sekarang
memiliki manfaat jangka panjang. Sekarang merupakan investasi kita di masa
depan, karena sekarang adalah bagian dari skenario kehidupan masa depan yang
kita buat atau kita pilih sendiri.
Belajar Tentang Mengelola Waktu
Anda dapat menjadi lebih efektif dalam
mengelola waktu anda apabila anda menggunakan saran-saran berikut :
Tentukanlah tujuan anda. Manakah tujuan
spesifik yang telah anda patok pada diri anda ? apabila anda bekerja disebuah
organisasi yang menggunakan bentuk MBO (manajemen menurut tujuan) atau suatu
metode lain penetapan-tujuan, tujuan itu barangkali sudah ada.
Prioritaskan tujuan anda. Tidak semua
tujuan yang anda miliki itu sama pentingnya. Berilah batasan yang ada pada
waktu anda, seharusnya anda memberi prioritas tertinggi pada tujuan-tujuan
paling penting.
Daftarlah kegiatan-kegiatan yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan anda. Merencanakan itu sesungguhnya
merupakan kuncinya disini. Anda harus menentukan tindakan spesifik yang anda
perlukan untuk mencapai tujuan anda.
Prioritaskan daftar apa yang perlu anda
kerjakan itu. Langkah ini menyangkut menerapkan serangkai prioritas kedua.
Disini anda perlu menekankan baik baik kepentingan maupun urgensinya. Apabila
kegiatan itu tidak penting, anda perlu mempertimbangkan untuk mendelegasikannya
kepada orang lain.
Apabila tidak mendesak, lazimnya
tindakan itu dapat menunggu. Menyelesaikan langkah ini akan membantu anda
menemukan kegiatan yang harus anda kerjakan, kegiatan yang sebaiknya anda
kerjakan, kegiatan yang akan anda lakukan apabila anda mampu, dan legiatan yang
dapat dikerjakan oleh orang lain untuk anda.
Jadwallah hari anda. Setelah
memprioritaskan kegiatan anda. Susunlah sebuah rencana harian. Setiap pagi
(atau malam sebelumnya) tentukanlah apa yang anda inginkan selesaikan selama
hari itu.
Faudha al Waqt
Time Wasters adalah tindakan atas waktu
tanpa menghasilkan manfaat jangka panjang. Dengan kata lain bila kita bertindak
tanpa memikirkan manfaat jangka panjang maka sesungguhnya waktu kita terbuang.
The person who kills time hasn’t learned the value of life” ( orang yang
membuang waktu belum mempelajari nilai kehidupan).
Saat dilanda Time Wasters, kita berada
di dalam dua kemungkinan; pertama, waktu kita hilang tak termanfaatkan akibat
ketidaksadaran kita (atau akibat pengaruh orang lain faktor eksternal. Kedua ,
kita membuang waktu yang tidak sepadan dengan manfaat yang dihasilkan, dalam
kondisi ini kita relatif menyadari tindakan kita (faktor internal).
Berikut ini kita akan coba mengkaji
beberapa aktifitas yang sering menjebak sehingga kita terperangkap dalam
sangkar faudha al waqt, antara lain sebagai berikut :
Suka Menunda
Kebiasaan menunda memang tidak mudah
ditinggalkan. Ia bak monster pelahap waktu dalam diri sendiri. Belajar dan
latihan sejak sekarang adalah solusinya. Bila tidak, kita akan selalu berada
pada kondisi kritis, melakukan pekerjaan terburu-buru karena desakan waktu,
kehilangan fokus dan prioritas, bahkan sangat mungkin Anda mengalami distress
Menunggu
Ketika menunggu, seakan kita tidak
melakukan apapun, bahkan beranggapan tidak banyak yang bisa dilakukan saat itu.
Ini disebabkan beberapa keterbatasan.
a. tidak terbiasa melakukan pekerjaaan
yang membutuhkan konsentrasi. Jika menunggu tentunya perlu sesekali menengok
atau mencari yang kita tunggu. Jika terlalu asyik dengan pekerjaan sampingan
bisa-bisa tujuan utama yakni menunggu terlupakan.
b. fasilitas dan tempat menunggu.
Artinya kita hanya mungkin melakukan kegiatan sebatas fasilitas dan tempat
dimana kita berada saat menunggu. Jadi, kita perlu memastikan agar apapun yang
dikerjakan tetap memungkinkan kita untuk mencapai tujuan utamanya.
Jadi berpikir secara mendalam memang
sesuatu yang perlu untuk dilakukan setiap saat dimana saja. Apalagi bila kita
dapat menuangkan hasil pemikiran kita itu dalam format catatan, maka hal ini
sudah merupakan pemanfaatan waktu yang sangat positif. Inilah mini time
management dimana waktu-waktu singkat termanfaatkan secara optimal. Tanpa
disadari Anda telah melakukan (pooling) atau penggabungan beberapa kegiatan
tanpa membuang waktu dan terganggunya pekerjaan lain.
Bekerja Tanpa Agenda
Ibarat membangun rumah tanpa blue
print, tanpa anggaran, tanpa limit waktu, maka hasilnya cenderung amburadul.
Seandainya jadi pun sulit untuk dinilai dimana letak pemborosannya. Buatlah
agenda kerja harian, mingguan, bulanan. Ingat, bila Anda gagal membuat rencana,
hakikatnya Anda justru membuat rencana untuk menuai kekacauan dan kegagalan,
dan bersiaplah untuk menyesal. Ibnu Atho’illah berkata, “Siapa yang awal
perjalanannya berkilau, berkilau pula kesudahannya.”
Kesulitan Mengevaluasi Keberhasilan
Dakwah
Secara etimologi evaluasi adalah
penaksiran, perkiraan keadaan dan penentuan nilai. Sedangkan berdasar
pengertiannya evaluasi adalah mengkritisi suatu program dengan melihat
kekurangan, kelebihan, pada konteks, input, proses, dan produk pada sebuah
program.
Indikator adalah gejala-gejala
perubahan sesudah atau sebelum kegiatan dakwah dilakukan.dalam menyusun
indicator diperlukannya pemahaman yang baik tentang program atau kegiatan,
tujuan sumber daya yang tersedia, ruang lingkup kegiatan dan saling hubungan
yang terdapat diantara berbagai kegiatan tersebut yang dilaksanakan.
Indikator masukan (input)
Indicator masukan yang disusun harus
mengidentifikasi sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan keluaran.
Indicator input mengukur sumber-sumber daya seperti : ketersediaan dana
ketersediaan SDM/ petugas, ketersediaan informasi ketersediaan jamaah,
ketersediaan bantuan/modal usaha, ketersediaan teknis dan ketersediaan waktu.
Indicator ini relative mudah diukur dan
telah digunakan secara luas, namun bekum dapat menunjukan kualitas kinerja
program/kegiatan, misalnya jumlah penceramah belum menunjukan kualitas da’I
secara professional.
Indicator keluaran (output)
indicator output digunakan untuk
mengukur pengeluaran yang dihasilkan oleh suatu program/kegiatan. Dengan
membandingkan pengeluaran sasaran program kegiatan, dapat diketahui apakah
kemajuan pelaksanan dan pencapai program/kegiatan tersebut sesuai dengan
rencana. Indicator output hanya dapat menjadi landasan untuk menilai kemajuan
suatu program/kegiatan apabila indicator ini dikaikan dengan sasaran-sasaran
program/kegiatan yang didefinisikan secara jelas dan terukur. Penghitungan
output sering kali tidak menunjukan kualitas.
Indicator hasil / manfaat (outcomes)
Indicator ini menggambarkan hasil nyata
atau manfaat yang diperoleh suatu program / kegiatan. Namun informasi yang
diperlukan untuk mengukur outcomes sering kali tidak lengkap dan tidak mudah
diperoleh. Oleh karena itu setiap pengelola program atau kegiatan perlu
megetahui berbagai metode dan yeknik untuk mengukr keberhasilanya program atau
kegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui menfaat yang
dihasilkan program atau kegiatan perlu disusun indicator manfaat yang
mencerminkan berfungsiny keluaran program kegiatan tersebut.
Indicator dampak (impacts)
Indicator ini menggambarkan pencapaian
tujuan dalam jangka panjang seperi yang dirumuskan dalam tujuan (goals), baik
dampak positif maupun negative. Indicator ini dapat diketahui, jika pengukuran
dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama.
Keberhasilan suatu kegiatan dakwah bisa
dimungkin oleh berbagai sebab dan hal, sebagai berikut :
Kemungkinan pertama karena pesan dakwah yang disampikan oleh dai memang
relevandengan situasi dan kebutuhan masyarakat, yang merupakan satu keniscayaan
yabg tidak mungkin ditolak, sehingga mereka menerima pesan dakwah itu dengan
antusias.
Kemungkinan kedua karena factor pesona
dai, yakni dai tersebut memiliki daya tarik personal yang menyebabkan
masyarakat mudah menerima pesan dakwahnya meski kualitas dakwah yang
disampaikan sederhana
Kemungkinana ketiga karena kondisi psikologi masyarakat mudah disentuh dan
dalam kondisi yang haus akan disirami rohani,. Dan mereka terlanjur memiliki persepsi positif terhadap dai,
sehingga pesan dakwah yang sebenarnya kurang jelas ditafsirkan sendiri oleh
masyarakat dengan penafsiran yang jelas.
Kemungkinana keempat yaitu karena
dakwah disampaikan dikemas dengan menarik sehingga masyarakat yang semula acuh
tak acuh terhadap agama, setelah melihat paket dakwah yang diberi kemasan lain
misalnya lewat kesenian stimulasi. Maka dakwah yang dilaksanakan pun berhasil dan
dapat diterima olrh masyarakat secara positif.
Tidaklah benar kalau keberhasilan dakwah hanya diukur dari banyaknya
jama’ah yang hadir pada suatu upacara keagamaan, karena banyaknya jama’ah yang
hadir hanyalah salah satu dari indicator saja. Keberhasilan dakwah dapat diukur dari munculnya kesadaran
keberagamaan pada masyarakat akibat adanya dakwah, baik kesadaran yang berupa
tingkah laku, sikap ataupun keyakinan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://uchinfamiliar.blogspot.com/2009/01/manajemen-pelatihan-dakwah.html
Www.dexton.adexindo.com/artikel-jan09-1-tips-manajemen
waktu.html
Http://id.shvoong.com/business-management/management/1658500-manajemen-waktu.
Http://www.dexton.adexindo.com/artikel-jan09-1-tips-manajemen-waktu.html
No comments:
Post a Comment